Monday, December 22, 2008
Horee..lulus!
Saturday, December 13, 2008
"it's time for my raincoat and boots"
Saturday, November 22, 2008
Suka Membaca
Tuesday, November 11, 2008
Libur Lebaran 4
Thursday, October 30, 2008
Libur Lebaran 3
Museum Bahari
Sudah lama kami ingin mengunjungi museum-museum yang ada di daerah kota lama Jakarta. Tapi biasanya terkendala kemacetan yang luar biasa di situ (macet + panas + lembab, karena dekat laut). Mumpung sedang suasana libur lebaran, yang tentunya juga mengurangi "jumlah" penduduk secara signifikan, kami pun mengunjungi beberapa museum yang ada di kota .
Yang pertama kami kunjungi adalah Museum Bahari di jalan Pasar Ikan. Terus terang, keadaannya memprihatinkan. Petunjuk jalannya kurang lengkap sampai kami tersasar dan perlu petunjuk lisan dari penduduk setempat.
Apalagi koleksinya, aduuh... Sedih melihatnya. Selain debu yang sangat tebal, banyak koleksi yang lapuk dan lepas dari konstruksinya. Ada bekas air banjir (?) dan rob (?).
Wednesday, October 15, 2008
Libur Lebaran 2
Tuesday, October 7, 2008
Libur Lebaran 1
Begitulah permintaan Donna ,yang lalu membawa kami ke Gelanggang Samudra di Ancol. Di akhir acara Dolphin Show ada beberapa anak yang bergiliran dicium lumba-lumba. Saya tanya Donna ,"Bagaimana rasanya?"
"Basah!"
Dolphin Show adalah salah satu acara yang bisa kita lihat selain Pentas Aneka Satwa, pentas Singa Laut dan teater 4 Dimensi (kali ini film yang diputar adalah "Monster of the Deep").
Untung kami berangkat pagi-pagi dari rumah. Karena makin siang makin penuh pengunjung , dan yang menyiksa tentu udara yang sangat panas terik. Semua itu membuat Liza merasa amat tidak nyaman, apalagi dia memang tidak menikmati pertunjukan apapun di sana (karena sama sekali tidak ada yang membuatnya tertarik).
Monday, October 6, 2008
Petani Yang Masih Bekerja Keras
Beberapa hari sebelum lebaran kami melewati suatu areal persawahan. Di bawah matahari yang bersinar terik kami menyaksikan seorang petani yang masih bekerja keras ketika di sisi lain orang-orang sudah mulai menikmati libur lebaran. Di foto ini dia tampak jauh di belakang Donna, di belakang plastik biru. Dia sedang merontokkan gabah secara manual. Onggokan padi yang selesai dipanen menumpuk di sebelahnya. Ikat demi ikat padi dipukul-pukulkan di kayu yang berbentuk seperti kerangka peti. Bulir demi bulir padi rontok di bawahnya. Tetes demi tetes keringat membasahi badannya. Senyumnya mengembang ketika kami mendekatinya, dan melebar ketika tahu maksud kami mendekatinya. Ya, saya ingin Donna menyaksikan dari dekat proses perontokkan padi secara manual. Mengesankan!
Friday, September 19, 2008
Ujian Musik Liza yang Kedua
Sunday, September 7, 2008
Festival Bercerita ASEAN 2008 (lanjutan)
Kami bertiga berfoto bersama ibu Murti Bunanta, pendiri dan ketua KPBA. Yang ingin mengenal KPBA lebih dekat bisa buka http://www.kpba-murti.org/
Pak Raden 'in action'
Ini adalah pertunjukan Wayang Suket (rumput) dari Solo yang dimainkan oleh 3 dosen ISI Solo. Cerita yang dimainkan adalah Mengapa Tubuh Udang Bengkok.
Pak Raden (drs.Suryadi) bersama Donna. Di acara ini dia menggambar sambil mendongeng tentang Petruk Jadi Raja. Semangatnya luar biasa, suaranya masih lantang ,menggambarnya pun hebat. Padahal untuk berjalan pun beliau tertatih dibantu tongkat. Luar biasa!
Di acara ini masih banyak pendongeng dari negara- negara lain, antara lain :Filipina, Malaysia, Brunei Darussalam dan Thailand. Semoga tahun-tahun selanjutnya kami berkesempatan menghadiri acara seperti ini lagi.
Festival bercerita ASEAN 2008
Acaranya bagus sekali. Andai semua anak berkesempatan menonton, tentu akan sangat bagus untuk perkembangan mental mereka. Mereka bisa tahu sekaligus merasakan keindahan dibalik perbedaan budaya dan bahasa bangsa lain.
Orang-orang tanpa pamrih tapi berdedikasi adalah pendukung terselenggaranya acara ini. Hormat dan terimakasih banyak untuk mereka, khususnya KPBA!
Inilah pementasan Wayang Gantung dari Singkawang Indonesia, satu-satunya yang tersisa di Indonesia.
Ibu kongdeuane Nettavong dari Laos, mendongeng dan memainkan alat musik tradisional dari bambu yang disebut Khaen. Penonton anak-anak diajak ke panggung berperan sebagai anak-anak kampung yang bergembira menari bersama ketika mendengar Khaen ditiup
Miss Yoshimi Hori dari Jepang (anggota aktif KPBA) mengajarkan cara membuat boneka dari sarung tangan. Cerita yang diperagakan sederhana tapi sungguh bagus, tentang ibu burung gagak dan anak-anaknya.
Tuesday, August 19, 2008
Ujian Musik Liza yang Pertama
Karena memang saya tidak menargetkan Liza untuk ujian musik, maka saya memang tidak mengajarkan membaca not balok dengan serius. Selain itu Liza memang kesulitan membaca not balok di partitur (walau sudah diperbesar sekian kali lipat).
Tapi waktu mendekati waktu pendaftaran ujian, guru musiknya menyemangati saya bahwa Liza pasti sanggup menjalaninya. Saya pikir, 'pintu' sudah dibuka lebar-lebar untuk Liza kenapa tidak dicoba. Kalaupun gagal, it's ok, yang penting sudah berusaha maximal.
Maka pembelajaran not balok dikebut selama 2 bulan. Pakai acara putus asa juga sayanya karena belum tahu 'cara yang tepat' mengajarkan not balok untuknya. Dari coretan di kertas sampai menempel magnet di garis partitur. Kurang dari sebulan baru 'nemu' caranya : seperti yang bisa dilihat di foto. Di foto itu Liza sedang belajar not balok di mobil sambil menunggu Donna les.
Bukan cuma itu. Di ruang ujian nanti Liza masuk sendiri bersama guru dan teman-temannya, ortu tak boleh ikut. Selama ini Liza belum pernah lepas sendiri dari saya atau orang terdekat.Tidak terbayang nanti bagaimana,ya sudah saya pasrah saja.
Sebelumnya sudah saya buatkan flow chart urutan kejadian yang akan dia dapat di dalam ruangan, selama beberapa hari sebelumnya sudah kami bicarakan. Dan karena tidak semua suara orang dia 'registered' (sehingga dia cuek saja kalau orang lain ngomong ke dia), maka saya buatkan tulisan besar-besar sebagai visual support. Misal "Liza diam", "liza jawab", "berdiri", "Liza mainkan lagu", "duduk". Jadi sewaktu hari H, bawaan untuk Liza sungguh ribet. Ada buku dari kain yang penuh bordiran huruf a-z (sebagai alat komunikasi Liza), ada 1 map karton-karton not balok (atas kebaikan guru dan penguji, mereka mau menggunakan ini untuk mengetest not balok Liza) dan setumpuk kertas visual support. Saya sungguh tegang, apalagi di hari itu Donna pun ujian musik di tempat yang sama. Waktu ujian hanya sekitar 15 menit, tapi rasanya lamaaa..
Setelah selesai saya baru tahu ternyata di dalam ruang ujian Liza membuat kehebohan! Karena tegang saya lupa membawakan buku musik Liza. Alhasil di dalam ruangan Liza sibuk 'mengumpulkan' buku musik teman-temannya (yang sama persis semuanya). Barisan peserta ujian yang sudah diatur sesuai nomor peserta pun bubar... ha..ha.. Murid lain sibuk teriak "..bukuku.. itu bukuku , jangan diambil!" Dan berhubung Liza tidak register suara gurunya, gurunya mencoba menghentikannya dengan mencari tulisan di setumpuk visual support yg ada, tapi tidak ada yang cocok karena memang tidak menduga akan seperti ini. Wah, pokoknya heboh.
Ketika akhirnya kami menerima sertifikat kelulusan + nilainya, kami sungguh terharu. Nilainya separuh cukup dan separuh bagus. Liza memang luar biasa! Terimakasih untuk gurunya yang senantiasa mensupport dan telah memberi kesempatan ujian untuk Liza.
Tuesday, August 5, 2008
Sejarah Liza Bermusik 3
Di sekolah musik dekat rumah, saya menemui guru drum dan piano dan bertanya apakah mereka sanggup mengajar anak berkebutuhan khusus seperti Liza (dan juga apakah lizanya mau dengan mereka).Liza tak bisa dan tak suka menulis/mewarna.Jadi kalau sampai dia mau menggerakkan jarinya tentu dikarenakan dorongan dari dalam dia sendiri,seperti karena kesukaannya terhadap musik. Setelah semua ok, mereka saya pinjami film tentang penyandang autis agar punya gambaran apa dan bagaimana penyandang autis itu.
Setelah berjalan beberapa bulan, tiba-tiba suatu ketika Liza memainkan lagu yang biasa Donna latih (lagu dari Yamaha) di sebuah keyboard mainan ,dengan satu jari telunjuk kanannya saja, tanpa seorang pun mengajarinya tetapi hanya berdasarkan nada-nada yang dia dengar!
Lalu saya berpikir, apakah sebaiknya saya privatkan pada guru musik dari Yamaha saja? Setelah guru musik Donna mendengar cerita tentang Liza malah dia mau menerima Liza di kelas musiknya. Wow! Akhirnya liza ikut kelas musik anak di Yamaha. Saya tak menargetkan apa-apa pada Liza dan saya tak berpikir dia akan ikut ujian musik nantinya. Yang penting dia enjoy.
Saya begitu terharu melihatnya berusaha keras menggerakkan jari-jari tangan kanannya di keyboard (bukan hanya telunjuk kanannya saja seperti ketika dia mengetik di komputer).Jari-jari tangan kirinya yang amat lemah pun mulai ada gerakan menekan tuts satu persatu.
Supaya tidak membingungkan Liza, sekolah musik yang pertama(yang dekat rumah) saya stop, tapi guru drum saya minta mengajar privat di rumah. Jadi sekarang selain musik di Yamaha, Liza privat drum di rumah. Tanpa bermaksud menjadikannya drummer, yang penting Liza menikmatinya sambil melatih koordinasi anggota tubuh.(Eh..ternyata gak gampang lho main drum itu).
Sejarah Liza bermusik 2
Ada beberapa saat Liza tak bermusik karena saya tak tahu harus bagaimana. Sementara itu Donna sudah ikut kelas musik anak di Yamaha di usia 2th 9 bln.Tapi saya tak 'berani' memasukkan Liza ke sana, saya merasa Liza akan sangat kesulitan mengikutinya.
Lalu waktu itu Jakarta kedatangan Hee Ah Lee ,the four fingered pianist dari Korea yang sungguh menginspirasi saya: dia dengan 4 jari sanggup bermain piano dengan bagus sekali kenapa Liza yang berjari 10 tidak saya beri kesempatan?
Pada saat yang bersamaan di perumahan di mana saya tinggal dibuka suatu sekolah musik (franchise dari sekolah musik terkenal). Saya beranikan diri untuk membawa Liza ke sana..
Thursday, July 31, 2008
Sejarah Liza Bermusik 1
Liza sangat senang dengan musik, bahkan sedari bayi ketika dia menangis keras, hanya bisa dihentikan dengan nyanyian.
Pada suatu konsultasi (di Bandung), psikolog kami memperkenalkan Jendela Ide. Suatu lembaga nirlaba untuk macam-macam art, termasuk musik. Dan mulailah Liza mengikuti salah satu kegiatannya yaitu Musik Dasar (yang belakangan menjadi Music for Special Needs). Setelah berjalan beberapa tahun dan telah terjalin kedekatan dengan pembimbingnya, pembimbing Liza dapat beasisiwa ke Jerman. Perasaan saya antara turut senang untuk keberhasilan beliau, juga sedih karena berarti Liza akan kehilangan acara bermusik yang sungguh menyenangkan.
Sunday, July 20, 2008
Panggung Boneka untuk Liza
Di kala Donna melihat saya sedang sibuk, atau dia melihat kakaknya sedang bisa diajak main, kadang dia berinisiatif membuat 'panggung boneka' untuk Liza. Sebelumnya beberapa kali dia pernah melihat saya atau papanya memainkan 'panggung boneka' untuk Liza. Beginilah 'panggung boneka' versi Donna:
Donna (dengan suara yang diubah):"Cicik mau nyanyi lagu apa?"
Liza:"Kokodal (maksudnya crocrodile)", atau lagu lainnya.
Lalu 'si boneka' pun menyanyi sampai selesai,dan Liza menikmati dengan mata berbinar. Sesuatu ekspresi yang jarang keluar bagi anak autis seperti dia di event yang lain.
Donna:"Tepuk tangan"
Dan Liza pun bertepuk tangan.
Begitulah salah satu kegiatan mereka berdua (di mobil, di rumah, bahkan ketika sedang menunggu di mana saja dan kapan saja) :-)
Tuesday, July 15, 2008
Liburan Sekolah Donna 8
Museum Tekstil
Sabtu kemarin kami ke Museum Tekstil, dalam rangka melengkapi kliping yang saya buat tentang bahan-bahan baju. Kliping ini saya buat untuk menjawab pertanyaan Donna bulan lalu ("Mama,bajuku terbuat dari apa?").
Ternyata kegiatan membatik di Museum Tekstil sungguh menyenangkan (tadinya saya pikir akan terlalu ribet untuk anak sekecil Donna). Donna sebetulnya ingin membatik lebih dari 1 saputangan. Sayang ternyata hari sabtu Museumnya tutup jam 12.30 dan kami datangnya agak kesiangan.
Di Museumnya sendiri suasana sungguh adem dengan halaman berpohon-pohon besar dan teduh, sungguh seperti oase di tengah hiruk pikuk lingkungan Pasar Tanah Abang yang ruwet dan macet.
Monday, July 7, 2008
Liburan Kami Sekeluarga:Pantai Carita (part three)
Liburan Kami Sekeluarga: Pantai Carita (part two)
Liburan kami Sekeluarga: Pantai Carita (part one)
Kami ke Pantai Carita tgl 28 juni kemarin,memenuhi permintaan Liza beberapa bulan sebelumnya.
Sayang pada hari ketika kami dalam perjalanan ke sana pihak hotel mengabarkan bahwa listrik mati karena ada tower yang roboh. Apa boleh buat, the show must go on. Hotel-hotel yang setara di Pantai Anyer (yang listriknya nggak mati) penuh semua. Ya sudah anggap saja berlibur di tempat terpencil yang belum berlistrik.
Air mereka suplai secara manual.Penerangan pakai lilin dan petromaks (jadi ingat pengalaman hidup di dusun di Gunung Kidul jaman KKN mahasiswa dulu).Malamnya angin pantai cukup sejuk berhembus melalui pintu dan jendela yang terbuka lebar. Masalahnya, nyamuk-nyamuk ikut bergabung ke kamar kami dan minyak kayu putih yang dioles berkali-kali tak mempan menangkisnya.Untungnya suami saya ingat pengalaman dulu waktu kerja di Jawa Timur, bahwa shampoo bisa berfungsi sebagai lotion anti nyamuk.Sayang ingatnya baru jam 12 malam :(
Akhirnya nyamuk pun raib entah ke mana...
Thursday, July 3, 2008
Liburan Sekolah Donna 7
Tuesday, July 1, 2008
Liburan Sekolah Donna 6
Friday, June 27, 2008
Liburan Sekolah Donna 5 (Taman Mini Indonesia Indah)
Museum Perangko
Liza menolak masuk di booth ini karena ruangannya sempit dan gelap.
Museum Indonesia
Di salah satu buku Donna tentang gajah ada disebutkan bahwa gajah diburu dan dibunuh karena gadingnya. Di museum ini Donna bisa melihat sebuah gading gajah yang diukir.
Saat itu juga air mukanya berubah jadi sedih...
Sayang sekali di museum ini kita tak diperkenankan mengambil foto.
"Wild Ocean" di Teater Imax keong Mas
Di film ini tergambar keserakahan manusia dalam mengambil ikan di samudra, sehingga mengurangi jatah makanan bagi para predator lain (lumba-lumba, burung laut, ikan hiu, ikan paus).Donna sungguh serius memperhatikan film ini. Bukan hanya air mukanya yang berubah jadi prihatin tapi juga membuatnya terdiam beberapa lama (merenung?).
Saya tanya,"Orang-orang itu kenapa ?"
"Mereka mengambil ikan dari lautan terlalu banyak!"
Keesokan harinya dia bilang "Nanti kalau aku sudah besar, berusia 21 tahun, aku mau ke sana berenang dengan lumba-lumba". Entah darimana dia membuat batasan usia seperti ini. Schedule untuk 17 tahun yang akan datang ?? Who knows!
Di Keong Mas ini Liza tidak ikut, menunggu di luar bersama ayahnya. Saya mau lihat dulu apakah film + suasana di dalam bakal ok untuknya. Next time kayaknya dia bisa ikut masuk, film yang ini lagi (filmnya bagus!)
Wednesday, June 25, 2008
Liburan Sekolah Donna 4
www.nationalgeographic.com/kids/
1.Air + pewarna makanan (warna biru)
2.Tuang baby oil
3.Taruh mainan plastic yang bisa mengapung
Awalnya saya beri mainan plastik berbentuk kelinci karena warna pink-nya yang sangat menyala.
Tapi Donna menolak. Katanya, kelinci tidak hidup di lautan. Dia minta diganti mainan ikan pausnya yang berwarna hijau muda. Beginilah hasil akhirnya.