Pages

Friday, September 19, 2008

Ujian Musik Liza yang Kedua


Ujian Musik Liza yang kedua berlangsung tgl 25 mei kemarin. Persiapannya tentu bikin mamanya pusing. Tapi ujian kali ini aturannya beda, perwakilan orangtua diperbolehkan masuk dan ujiannya pun satu persatu.
Sebagai penyandang Down's Syndrome sekaligus Autis tentu 'gaya'nya lain. Begitu masuk ruangan, mata bukan tertuju ke penguji tapi mengamati seluruh detail ruangan. Karena yang diamati banyak, maka acara pengamatan itu pun belum 'selesai' pada waktu Liza seharusnya mulai ujian. Jadi sambil menyanyi atau menebak not yang dimainkan, berkali-kali saya harus 'mengembalikan' posisi muka menghadap penguji. Maklum, mengamatinya bukan sekedar melirik, tapi dengan memalingkan wajah plus ekspresi pengamatan yang serius.
Waktu bagian Liza seharusnya memainkan lagu, pengujinya turun dari kursi (biasanya beliau hanya duduk mengamati) dan mengamati Liza dari dekat. Akibatnya Liza sambil memainkan komposisi lagu matanya memandang ke penguji ("Siapa sih orang ini, aku nggak kenal", mungkin begitu dalam hati Liza :-)) Sampai-sampai salah posisi jarinya, dan dibetulkan posisinya oleh penguji, ha..ha... seru! Dan, setiap kali Liza selesai memainkan lagu (2 lagu) penguji bertepuk tangan.
Setelah keluar sertifikatnya, wow Liza membuat mamanya terharu : dari 22 macam penilaian, 9 dapat nilai cukup dan yang lainnya baik!
Nopember ini Liza akan ujian buku yang ketiga dan sekarang kami sedang berlatih keras. Terutama melatih jari-jari kiri Liza, karena, walaupun jumlah jarinya 10, tapi jari-jari kirinya sangat lemah nyaris tak ada kekuatan. Apalagi untuk memencet tuts 2 atau 3 sekaligus (misal do-mi-sol). Tantangan ada untuk kita taklukan, dengan iringan doa tak terputus tentunya...

Sunday, September 7, 2008

Festival Bercerita ASEAN 2008 (lanjutan)


Kami bertiga berfoto bersama ibu Murti Bunanta, pendiri dan ketua KPBA. Yang ingin mengenal KPBA lebih dekat bisa buka http://www.kpba-murti.org/







Pak Raden 'in action'








Ini adalah pertunjukan Wayang Suket (rumput) dari Solo yang dimainkan oleh 3 dosen ISI Solo. Cerita yang dimainkan adalah Mengapa Tubuh Udang Bengkok.






Pak Raden (drs.Suryadi) bersama Donna. Di acara ini dia menggambar sambil mendongeng tentang Petruk Jadi Raja. Semangatnya luar biasa, suaranya masih lantang ,menggambarnya pun hebat. Padahal untuk berjalan pun beliau tertatih dibantu tongkat. Luar biasa!






Di acara ini masih banyak pendongeng dari negara- negara lain, antara lain :Filipina, Malaysia, Brunei Darussalam dan Thailand. Semoga tahun-tahun selanjutnya kami berkesempatan menghadiri acara seperti ini lagi.

Festival bercerita ASEAN 2008

Tanggal 2 dan 3 Agustus kemarin kami datang ke acara Festival Bercerita ASEAN yang diselenggarakan oleh KPBA (Kelompok Pecinta Bacaan Anak). KPBA adalah sebuah lembaga nirlaba yang didirikan oleh ibu Murti Bunanta, doktor sastra anak dari Universitas Indonesia yang pertama.Acara ini gratis dan terbuka untuk umum.
Acaranya bagus sekali. Andai semua anak berkesempatan menonton, tentu akan sangat bagus untuk perkembangan mental mereka. Mereka bisa tahu sekaligus merasakan keindahan dibalik perbedaan budaya dan bahasa bangsa lain.
Orang-orang tanpa pamrih tapi berdedikasi adalah pendukung terselenggaranya acara ini. Hormat dan terimakasih banyak untuk mereka, khususnya KPBA!


Inilah pementasan Wayang Gantung dari Singkawang Indonesia, satu-satunya yang tersisa di Indonesia.





Ibu kongdeuane Nettavong dari Laos, mendongeng dan memainkan alat musik tradisional dari bambu yang disebut Khaen. Penonton anak-anak diajak ke panggung berperan sebagai anak-anak kampung yang bergembira menari bersama ketika mendengar Khaen ditiup




Miss Yoshimi Hori dari Jepang (anggota aktif KPBA) mengajarkan cara membuat boneka dari sarung tangan. Cerita yang diperagakan sederhana tapi sungguh bagus, tentang ibu burung gagak dan anak-anaknya.