Pages

Thursday, January 21, 2016

Personal Thought di Awal Tahun

*Dalam Bahasa Indonesia, karena ini masalah yang ada di dalam kepala & hatiku, gerundelanku.

Sudah lama aku bertanya-tanya, mengapa teman-temanku yang kukenal, juga saudara-saudaraku ada banyak sekali yang bisa punya waktu luang.
Mereka bisa pergi main, berkali-kali "reuni", ketemuan (you name it) dengan teman-teman lama. Dari tingkat SD, SMP, SMA, bangku kuliah, teman bekas satu kost, sekota dst. Aku baru sekali ikutan, dan tidak bisa hadir untuk belasan lainnya. Ada yang sinis menuduh aku sombong, tidak mau meluangkan waktu untuk teman-teman lama dst. Well...
Kalau misalnya pada waktu ada acara ketemuan dengan teman-teman lama, pada saat itu anak kalian pas jamnya audisi di suatu tempat, mana yang akan kalian pilih? Kalau aku dan suami jelas pilihannya: anak kami.
Ada pula banyak pertemuan model lain, pertemuan dengan orangtua bekas teman-teman sekelas Donna. Dengan judul "anak-anak ingin ketemu, kangen". Iyakah? Itupun kami tidak bisa ikut.
Juga ketemuan dan acara-acara untuk Anak Berkebutuhan Khusus. Sudah belasan tahun kami absen.
Ada pula beberapa family gathering, atau kondangan, baik ulang tahun maupun kawinan. Banyak sekali yang kami tidak bisa datang.
Media sosial? Tidak terlalu aktif. Makanya aku berusaha menolak kalau diajak masuk grup-grup di MedSos, apalagi yang tujuannya tidak jelas. Tanpa bermaksud menyerang siapapun, pernah aku dimasukkan grup yang isinya OMG, banyak sampahnya daripada isinya. Dalam hal ini aku sangat selektif.
Jujur, aku tidak tahu lagi bagaimana memadatkan jadwal yang sudah padat ini. Bahkan seringkali kesehatanku sampai terganggu karena kekurangan waktu istirahat (baca: tidur) saking banyaknya hal dan urusan yang harus kukerjakan. Mulai dari urusan rumah tangga tanpa asisten totally. Homeschool Liza, supporting Homeschool Donna, dan kerjaan sebagai freelance illustrator. Senin sampai Minggu. Nonstop. Dan walau begitupun aku masih berusaha selalu untuk belajar, berusaha meng-up grade diri, sekecil apapun.
Pernah juga saking lelahnya aku tertidur ketika sedang nyetir di tengah kemacetan, dengan hasil nubruk mobil di depanku :(  Serem sekali karena aku bawa anak-anak.

Untungnya hubunganku, suami dan anak-anak sangat dekat. Setiap ada waktu, yang aku inginkan hanya menikmati dan berkegiatan bersama mereka. Bukan dengan lainnya. Nyaris ke mana aku pergi, mereka ada bersamaku.
Jadi kesimpulanku, semua orang memiliki waktu yang sama, 24 jam sehari. Pemakaian dan pembagian waktu tergantung pilihan individu. Berjejaring dan berkawan tanpa pandang bulu memang penting. Tapi di atas itu semua, tetap First Thing First. Dan bagiku itu berarti keluargaku, dengan satu anak berkebutuhan khusus dan satu anak lagi yang as busy as a bumble bee.