Monday, March 7, 2011
Goelali Children's Film Festival
Kemarin Donna ikutan workshop animasi di Plaza Indonesia yang diselenggarakan oleh Goelali Children's Festival/ Goelali.org, sebuah lembaga nirlaba yang bermisi menyediakan hiburan yang bersifat edukatif, juga aktifitas/workshop untuk anak usia 6-14 th.
Sebetulnya ada beberapa workshop yang mereka selenggarakan untuk 2 kali weekend ini, tapi sayang Donna tak bisa mengikuti semuanya.
Workshop stop motion animasi yang Donna ikuti kemarin cukup seru dan dia sangat menikmatinya, sampai-sampai ingin ikutan untuk yang minggu depannya lagi (animasi lagi he he). Dulu (3 th yang lalu) kami pernah membuatkan animasi sederhana untuk menjelaskan tentang pembuatan animasi, dan workshop ini tentunya akan lebih membantunya mengenal animasi lebih dalam. Sabtu depan dia ingin ikutan workshop tentang ilustrasi buku.
Senang rasanya ketemu orang-orang seperti mereka yang berkarya untuk anak-anak dengan tulus.
Dan acara-acara semacam ini sangat aku nanti-nantikan. Kenapa? Karena seperti kata Einstein: Creativity is more important than knowledge! Jadi aku ingin memberikan waktu untuk kreatifitas sebanyak-banyaknya untuk anakku. Aku tak mau waktu untuk hal-hal akademik menyita seluruh waktu yang anakku miliki. Aku tahu dia smart, jadi aku tak mau sibuk men-drill dia dengan pelajaran sekolah terus-terusan (apalagi hanya demi score di rapot, oh NO!!). Ada banyak lhoo teman yang sibuk membandingkan nilai anak-anaknya dengan anak lain (haloo ibu-ibu yang suka sewot kalau lihat nilai anaknya kurang dari "seharusnya"), astagaa...siapa pula yang akan melihat ijasah SD kita waktu nanti kita dewasa (apalagi rapot hihihi...).
Ini ada postingan seorang guru yang aku setuju banget : Als ik Leraar was. Coba kalau Indonesia punya banyak guru seperti dia, eh apalagi kalau pengambil keputusan tingkat atas orang seperti dia...rasanya "No Child Left Behind" bisa jadi kenyataan lhoo di Indonesia .
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
Yah tau gitu kemarin ke Plaza Indonesia. Btw Mbak Ines ngajarnya di sekolah Jerman. Sekolah Indonesia tak mampu (tak mau?) membayar gaji guru sehebat beliau he he...
sabtu &minggu dpn masih ada Mbak, eh sapa tau ketemuan kita ^_^
andaikan duit tilepan para koruptor termasuk Mr G bisa dipakai untuk...wakakak...ah gak jadi ahh...itu mengkhayal namanya
Post a Comment