Pages

Sunday, March 20, 2011

Book Illustration di Goelali Workshop

Sabtu minggu yang lalu Donna ikutan Goelali Workshop lagi. Kali ini tentang "Book Illustration". Acara dipimpin kak Evelyn dan dibantu kakak-kakak yang lain. Pertama-tama anak-anak diminta mengambil 2 gulungan kertas yang berisi macam-macam kata kerja lalu dibagikan kertas bertuliskan cerita yang belum lengkap, seperti ini:
Halaman 1 kosong, untuk menggambar tokoh utama yang akan anak ceritakan.
Halaman 2 ada tulisan: ..........suka sekali.......... (titik-titik yang pertama untuk menuliskan nama si tokoh, titik-titik kedua diisi dengan kata kerja dari salah satu gulungan yang dibuka) dan dibawahnya anak-anak memberi ilustrasi yang berhubungan dengan kalimat tersebut.
Halaman 3 ada tulisan: Suatu hari sewaktu ..........(tokoh) sedang ..........(kata kerja yang dibuka dari gulungan pertama tadi) dia bertemu dengan boneka yang suka .......... (kata kerja kedua yang baru boleh dibuka saat akan dituliskan).
Halaman 4: Kemudian mereka ........... (terserah masing-masing anak ).
Seru dan menarik. Tapi sayang awalnya Donna masih malu-malu dan ragu-ragu, takut dinilai 'kurang' oleh orang lain. Ini memang 'penyakit kronis' Donna. Itulah karena terlalu banyak pujian yang diarahkan kepadanya. Pujian memang membebani seperti yang dikatakan oleh psikolog keluarga kami dan Naomi Aldort,PhD. Ya benar, dan itu sudah terjadi pada anakku. Sigh...
Karena kemampuannya yang melebihi anak seusianya, maka mengalirlah pujian-pujian untuk anakku. Dan terjadilah hal-hal seperti di atas, berkali-kali dia merasa tidak cukup 'bagus' sehingga kadang malah membuat dia 'stuck' pada hal-hal sepele. Sedih rasanya...
Aku berusaha sebisa mungkin untuk menjauhi pujian-pujian mematikan itu, tapi tak mudah menghindari kalau datangnya dari orang lain. Tidak mudah karena dia 'bersekolah di sekolahan' yang penuh kompetisi untuk jadi terbaik (terbaik menurut penilaian orang lain, bukan dari diri sendiri). Masih untung di sekolah dia tak ada istilah ranking. Tapi tetap saja ada kompetisi untuk menjadi yang terbaik.
Sudah beberapa lama aku mempertimbangkan untuk meng-home educate dia. Mungkin dengan model eclectic alias campuran macam-macam metode, atau Unschooling. Unschooling is full-time, self-directed learning.Hmmm...sangat-sangat menarik.
Tapi sampai sekarang belum juga terlaksana. Problem terbesarnya ada di aku sendiri: manajemen waktu. Aku masih merasa kesulitan meng-home educate kedua anakku karena perbedaan yang sangat lebar pada kemampuan mereka masing-masing. Anakku yang pertama sebagai penyandang DS + ASD dan dengan kemampuannya yang sangat terbatas memang sudah sejak 7 tahun yang lalu (sekarang dia 14 tahun) sudah menjalani home education. Dan bisa dibilang dia memerlukan pendampingan secara riil/fisik untuk semua proses pembelajaran. Waktu yang tersisa dikurangi lagi oleh aktifitasku sebagai ibu rumah tangga tanpa asisten. Wah mepeet boook... Suamiku baik & banyak membantu, tapi masalahnya dia harus ngantor mulai pagi s/d waktunya makan malam baru sampai rumah. Jadi waktu suamiku pun sangat terbatas. Tapi aku tetap mempersiapkan diri ketika nanti suatu ketika Donna minta Home schooling, aku ingin dia bisa melihat kenyataan yang ada sehari-hari dan bertanggung jawab atas pilihannya (dengan support kami sebagai orangtuanya tentunya).
Balik lagi ke Goelali Workshop :-)
Kata mereka rencananya mereka akan mengadakan lagi workshop di bulan juni ini tgl 22-26. Catat...catat... Karena tidak banyak kegiatan-kegiatan edukatif seperti ini (ada banyak sih kalau yang jenis-jenis 'bersponsor' tertentu).

No comments: