Pertama aku lihat quote keren ini dari wall FB temanku Imelda, yang copas dari wall temanku Ekawati, yang ternyata mendapatkannya dari blog temannya, hahaha panjang. Tapi memang benar quote ini luar biasa bagusnya, ini quote yang mencerahkan itu :
'Life is too short to wake up in the morning with regrets,
so love the people who treat you right,
forget about the ones who don't,
and believe that everything happens for a reason.
If you get a chance, take it.
If it changes your life, let it.
Nobody said life would be easy,
they just promised it would be worth it.'
(Harvey Mackay)
Friday, August 26, 2011
Quote yang Mencerahkan Hari
Thursday, August 25, 2011
Pesan Lebaran untuk Kawan-kawanku
Lebaran sebentar lagi tiba. Untuk kawan-kawanku yang merayakan, dengan tulus kuucapkan : Selamat Idul Fitri, Mohon maaf lahir dan batin. Kiranya banyak berkahNya yang ditebarkan bagi kalian seperti halnya banyaknya kebaikan yang telah kalian tebarkan. Amin.
Untuk kawan-kawanku yang sedang merasa kerepotan karena ditinggalkan asisten rumah tangganya, kuucapkan : Mari merasakan bagaimana sehari-harinya di rumahku :-). Khususnya juga untuk kawan-kawan yang suka berkomentar "Kamu bisa ini dan itu kan enak tidak usah kerja". Whaaat???
Sebenarnya aku suka heran, betapa banyaknya keluhan yang kalian sampaikan setiap hari. Asisten? ada, bahkan kadang lebih dari satu. Anak: NT, bukan Special Needs seperti Liza anakku, disekolah-in lagi, bukan Home Education.
Sekarang kalian bisa merasakan bagaimana aku menyelesaikan semua pekerjaan rumah tangga (membersihkan rumah, memasak, menggosok baju,dll), plus mengedukasi-melatih-mengajari Liza, sekaligus memberi perhatian penuh kepada dua anak, mencoba seadil-adilnya kepada Liza dan Donna. Suamiku banyak membantu memang, tapi karena dia karyawan kantoran yang musti berangkat pagi pulang rumah sudah malam, tentu lelah juga. Malam kadang kami baru bisa mengerjakan PR dari fisio terapis (karena perlu 2 orang dewasa membantu). Dan dengan bangga: aku masih bisa menulis di blog (walau tidak bisa sering-sering), belajar bikin ini dan itu, mendukung anak bikin ini dan itu...
Aku tidak butuh aneka pujian. Aku cuma ingin, supaya kalian bisa jujur menjawab pertanyaan ini: MAU atau TIDAK ? Hanya itu yang bisa menyelesaikan problem kalian.
Jadi kalau "kerja" yang kalian jadikan kambing hitam, mari kita lakukan saat ini : ketika libur Lebaran , nggak "kerja" kan? mumpung asisten pulang, anak-anak libur, suami libur pula, mari :)). Mari kalian belajar seperti aku, bikin-bikin macam-macam seperti kami, gimana?
Eh ada juga yang bikin alasan ini: tetep nggak bisa, karena aku baru adaptasi seminggu aku harus mulai "kerja" lagi, jadi tetap nggak bisa.
Hahaha...geli aku mendengarnya. Ya sudah kalau memang maunya sibuk mengasihani diri sendiri. Kuucapkan selamat menikmati acara tahunan ini, selamat bersenang-senang :D. Aku mau ketawa lepas, karena justru pas libur lebaran anak & suami ngumpul di rumah. Menyenangkan.
Untuk kawan-kawanku yang sedang merasa kerepotan karena ditinggalkan asisten rumah tangganya, kuucapkan : Mari merasakan bagaimana sehari-harinya di rumahku :-). Khususnya juga untuk kawan-kawan yang suka berkomentar "Kamu bisa ini dan itu kan enak tidak usah kerja". Whaaat???
Sebenarnya aku suka heran, betapa banyaknya keluhan yang kalian sampaikan setiap hari. Asisten? ada, bahkan kadang lebih dari satu. Anak: NT, bukan Special Needs seperti Liza anakku, disekolah-in lagi, bukan Home Education.
Sekarang kalian bisa merasakan bagaimana aku menyelesaikan semua pekerjaan rumah tangga (membersihkan rumah, memasak, menggosok baju,dll), plus mengedukasi-melatih-mengajari Liza, sekaligus memberi perhatian penuh kepada dua anak, mencoba seadil-adilnya kepada Liza dan Donna. Suamiku banyak membantu memang, tapi karena dia karyawan kantoran yang musti berangkat pagi pulang rumah sudah malam, tentu lelah juga. Malam kadang kami baru bisa mengerjakan PR dari fisio terapis (karena perlu 2 orang dewasa membantu). Dan dengan bangga: aku masih bisa menulis di blog (walau tidak bisa sering-sering), belajar bikin ini dan itu, mendukung anak bikin ini dan itu...
Aku tidak butuh aneka pujian. Aku cuma ingin, supaya kalian bisa jujur menjawab pertanyaan ini: MAU atau TIDAK ? Hanya itu yang bisa menyelesaikan problem kalian.
Jadi kalau "kerja" yang kalian jadikan kambing hitam, mari kita lakukan saat ini : ketika libur Lebaran , nggak "kerja" kan? mumpung asisten pulang, anak-anak libur, suami libur pula, mari :)). Mari kalian belajar seperti aku, bikin-bikin macam-macam seperti kami, gimana?
Eh ada juga yang bikin alasan ini: tetep nggak bisa, karena aku baru adaptasi seminggu aku harus mulai "kerja" lagi, jadi tetap nggak bisa.
Hahaha...geli aku mendengarnya. Ya sudah kalau memang maunya sibuk mengasihani diri sendiri. Kuucapkan selamat menikmati acara tahunan ini, selamat bersenang-senang :D. Aku mau ketawa lepas, karena justru pas libur lebaran anak & suami ngumpul di rumah. Menyenangkan.
Tuesday, August 16, 2011
Home Education Liza yang Memerdekakan
Beberapa kali aku ditanya dengan pertanyaan yang sama oleh teman, saudara, bahkan terapis (!) :"Homeschoolingnya Liza masih berjalan?"
Sebetulnya aku kadang heran, maksudnya apa ya pertanyaan itu. Home education yang kupilih untuk Liza kan bukan sekadar mengikuti trend, melainkan suatu pilihan yang dengan sadar kupilih dengan berbagai pertimbangan-pertimbangan. Sehingga sampai kini kami pun sangat menikmatinya. Kenapa?
Karena dengan Home education Liza menjadi "merdeka".
Merdeka karena dia bisa belajar kapan saja ketika minatnya meningkat, tidak dibatasi ruang dan waktu.
Merdeka mempersiapkan tubuhnya untuk proses pembelajaran hari itu: kadang Liza memerlukan waktu untuk berayun-ayun di ayunan beberapa lama, atau mendengarkan lagu-lagu kesukaannya dulu, yang tak mungkin di stop begitu saja demi "jam mulai sekolah". Ketika kebutuhannya ini sudah terpenuhi, Liza akan datang ke meja belajarnya dengan keadaan benar-benar siap plus wajah gembira.
Merdeka memilih "mata pelajaran" yang memang diperlukan Liza.
Merdeka menggunakan materi-materi favorit Liza untuk pembelajaran yang kurang disukai namun diperlukan, sehingga memperkecil penolakan.
Merdeka menggunakan cara-cara yang disukai Liza untuk mempermudah pengertian (biasanya lewat lagu, atau tertulis dengan simple flow chart).
Tentu saja merdeka dari segala macam aturan yang mengatur anak-anak special needs sedemikian rupa seperti di sekolah-sekolah khusus (SLB) yang membuat mereka seperti barang pabrikan :seragam dan masal.
Merdeka menjadi diri sendiri yang unik...(dan sekarang di telinga saya terngiang lagu "Born Free" yang dinyanyikan Matt Monro).
Born free as free as the wind blows
As free as the grass grows born free to follow your heart
Sebetulnya aku kadang heran, maksudnya apa ya pertanyaan itu. Home education yang kupilih untuk Liza kan bukan sekadar mengikuti trend, melainkan suatu pilihan yang dengan sadar kupilih dengan berbagai pertimbangan-pertimbangan. Sehingga sampai kini kami pun sangat menikmatinya. Kenapa?
Karena dengan Home education Liza menjadi "merdeka".
Merdeka karena dia bisa belajar kapan saja ketika minatnya meningkat, tidak dibatasi ruang dan waktu.
Merdeka mempersiapkan tubuhnya untuk proses pembelajaran hari itu: kadang Liza memerlukan waktu untuk berayun-ayun di ayunan beberapa lama, atau mendengarkan lagu-lagu kesukaannya dulu, yang tak mungkin di stop begitu saja demi "jam mulai sekolah". Ketika kebutuhannya ini sudah terpenuhi, Liza akan datang ke meja belajarnya dengan keadaan benar-benar siap plus wajah gembira.
Merdeka memilih "mata pelajaran" yang memang diperlukan Liza.
Merdeka menggunakan materi-materi favorit Liza untuk pembelajaran yang kurang disukai namun diperlukan, sehingga memperkecil penolakan.
Merdeka menggunakan cara-cara yang disukai Liza untuk mempermudah pengertian (biasanya lewat lagu, atau tertulis dengan simple flow chart).
Tentu saja merdeka dari segala macam aturan yang mengatur anak-anak special needs sedemikian rupa seperti di sekolah-sekolah khusus (SLB) yang membuat mereka seperti barang pabrikan :seragam dan masal.
Merdeka menjadi diri sendiri yang unik...(dan sekarang di telinga saya terngiang lagu "Born Free" yang dinyanyikan Matt Monro).
Born free as free as the wind blows
As free as the grass grows born free to follow your heart
Sunday, August 7, 2011
Jus Sayur Buah & Variasinya (Smoothie)
Satu hal yang sebaiknya kita ingat adalah bahwa kebiasaan baik haruslah dilakukan dengan konsisten, sehingga menjadi kebiasaan (bukan beban) dan kita bisa merasakan manfaatnya.
Menyantap jus sayur buah sudah menjadi rutinitas kami di pagi hari untuk mengawali hari (kecuali kami tidak di rumah tentunya). Hasilnya kami lebih jarang sakit, kalaupun sakit cepat pulihnya.
Dengan berjalannya waktu, makin banyak variasi jus yang kubuat. Rasanya menyenangkan minum jus sayur dengan campuran yang berbeda. Coba campur ini, campur itu...surprise!
Ini adalah beberapa variasi yang pernah kubuat. Semuanya bisa dibilang buah dan sayur lokal. Eat locally, think globally.
Bayam, toge, tomat, sawi putih,wortel
dicampur dengan pisang dan nanas
jadinya begini. Manis dan segar.
Pas ada jambu biji merah nih...jadi boleh juga dicampur pisang, pepaya & nanas dan
bayam merah, toge dan kacang panjang
sluurp...:9
Eh...pas dapat kiriman jambu air dari mertua, boleh juga nih, campur caisim, toge dan sawi putih,
pisang dan nanas
ini jadinya.
back to habit: bayam, toge, caisim dan
pisang nanas melon
the sweet green.
another habit: bayam, toge, kacang panjang dan teman karib mereka
si pisang dan si nanas
another greeny :D
Sebetulnya macam variasi masih banyak dan terbuka untuk kita coba-coba. Semoga bermanfaat.
Menyantap jus sayur buah sudah menjadi rutinitas kami di pagi hari untuk mengawali hari (kecuali kami tidak di rumah tentunya). Hasilnya kami lebih jarang sakit, kalaupun sakit cepat pulihnya.
Dengan berjalannya waktu, makin banyak variasi jus yang kubuat. Rasanya menyenangkan minum jus sayur dengan campuran yang berbeda. Coba campur ini, campur itu...surprise!
Ini adalah beberapa variasi yang pernah kubuat. Semuanya bisa dibilang buah dan sayur lokal. Eat locally, think globally.
Bayam, toge, tomat, sawi putih,wortel
dicampur dengan pisang dan nanas
jadinya begini. Manis dan segar.
Pas ada jambu biji merah nih...jadi boleh juga dicampur pisang, pepaya & nanas dan
bayam merah, toge dan kacang panjang
sluurp...:9
Eh...pas dapat kiriman jambu air dari mertua, boleh juga nih, campur caisim, toge dan sawi putih,
pisang dan nanas
ini jadinya.
back to habit: bayam, toge, caisim dan
pisang nanas melon
the sweet green.
another habit: bayam, toge, kacang panjang dan teman karib mereka
si pisang dan si nanas
another greeny :D
Sebetulnya macam variasi masih banyak dan terbuka untuk kita coba-coba. Semoga bermanfaat.
Thursday, August 4, 2011
Jus Sayur Buah (Smoothie) untuk Pemula
Ada beberapa teman yang bertanya: kalau untuk anakku yang nggak suka sayur, bagaimana membuat jus sayur-buahnya? yang mbak Ratna buat itu kayaknya kok mengerikan, terlalu banyak macamnya.
Kalau untuk pemula menurut saya, sayurnya sedikit saja dulu. Buah yang utama adalah pisang, biasanya saya campur nanas. Boleh juga campur semangka/melon.
Lalu cari sayur yang kira-kira cocok.Cari sayur yang rasanya netral (sebelum memilih coba cicip, kalau cenderung manis/tawar, berarti akan cukup ok untuk dicampurkan), semisal bayam, caisim, toge, bokchoy. Semuanya mentah. Ada juga sayur yang manis/tawar seperti buncis, wortel, kacang panjang, tapi kalau diblender bersama buah, akan terasa "kasar". Bagi yang anti sayur tentu ini bukan pilihan yang menyenangkan.
Sayur yang sudah dipilih dicuci & siangi, lalu direndam sebentar, sekitar 5 menitan, dalam air matang yang sudah dicampur garam & perasan lemon/jeruk nipis. Untuk awal sayurnya sedikit saja dulu, sejumput. Kalau anak tidak menolak, besoknya bisa ditambahkan baik dari segi jumlah maupun macamnya.
Perhatikan juga warnanya agar senada & tidak tabrak lari (jadi cokelat). Kecuali si anak oke-oke saja dengan warna seperti itu. Dan air yang digunakan untuk memblender usahakan sedikit saja, kira-kira supaya semua isinya bisa terblender dengan baik.
Kalau untuk pemula menurut saya, sayurnya sedikit saja dulu. Buah yang utama adalah pisang, biasanya saya campur nanas. Boleh juga campur semangka/melon.
Lalu cari sayur yang kira-kira cocok.Cari sayur yang rasanya netral (sebelum memilih coba cicip, kalau cenderung manis/tawar, berarti akan cukup ok untuk dicampurkan), semisal bayam, caisim, toge, bokchoy. Semuanya mentah. Ada juga sayur yang manis/tawar seperti buncis, wortel, kacang panjang, tapi kalau diblender bersama buah, akan terasa "kasar". Bagi yang anti sayur tentu ini bukan pilihan yang menyenangkan.
Sayur yang sudah dipilih dicuci & siangi, lalu direndam sebentar, sekitar 5 menitan, dalam air matang yang sudah dicampur garam & perasan lemon/jeruk nipis. Untuk awal sayurnya sedikit saja dulu, sejumput. Kalau anak tidak menolak, besoknya bisa ditambahkan baik dari segi jumlah maupun macamnya.
Perhatikan juga warnanya agar senada & tidak tabrak lari (jadi cokelat). Kecuali si anak oke-oke saja dengan warna seperti itu. Dan air yang digunakan untuk memblender usahakan sedikit saja, kira-kira supaya semua isinya bisa terblender dengan baik.
Tuesday, August 2, 2011
Jus Favorit : Mau Yang Merah atau Yang Hijau?
Jus favorit kami yang hijau adalah yang seperti waktu itu kutulis, yang terdiri dari bayam, toge, tomat, pisang dan nanas.
Sesekali kami ganti bayamnya jadi bayam merah, sedangkan yang lainnya tetap, sehingga penampakan pun jadi berbeda.
Sesekali kami ganti bayamnya jadi bayam merah, sedangkan yang lainnya tetap, sehingga penampakan pun jadi berbeda.
Subscribe to:
Posts (Atom)