Donna ikutan Coursera ini :
Crafting an Effective Writer : Tools of the Trade.
Dan ini dia Statement of Accomplishment yang dia dapatkan.
Keren, nak!
Wednesday, March 26, 2014
Donna's Second Statement of Accomplishment from Coursera
Monday, March 3, 2014
...as Children's Book Ilustrator
Sudah lama juga rasanya aku tidak meng-update blogku yang ini. Semenjak mulai bekerja sebagai ilustrator profesional untuk buku anak - anak freelance memang waktuku benar-benar tersedot habis. Untungnya aku suka sekali menggambar, jadilah pekerjaan tambahanku ini bisa juga dianggap sebagai "Me Time".
Menggambar adalah hobiku sedari kecil. Hanya saja tidak berlanjut ke manapun karena waktu itu tak seorang pun tahu, apa sih keistimewaan dari kebisaanku menggambar itu. Dan lagi pula keadaan perekonomian kami waktu itu yang sangat mepet membuatku tak punya alat atau bahan menggambar apapun, selain pinsil dan kertas bekas pembungkus sebagai "buku gambarku".
Ada saat di mana aku tidak tahan untuk tidak menggambar, apalagi ketika jaman SMP, jaman 'memberontak' ABG. Aku memilih duduk di kursi paling belakang, dan sibuk menggambari bagian belakang dari buku tulisku, tidak menghiraukan guru di depan kelas. Untunglah semua nilaiku baik jadi tidak ada masalah.
Tapi apa boleh buat, karena tidak tahu pekerjaan apa yang bisa menghidupiku dengan kebisaan menggambar itu, aku mulai serius belajar lagi ketika SMA, sampai melanjutkan kuliah Teknik Sipil. Gambar menggambar pelan-pelan terkubur semakin dalam.
Ketika punya anak Liza, aku perlu menggambar sedikit-sedkit untuk alat bantu belajar secara visual. Ada juga menggambar agak banyakan ketika menghias rumah kardus untuk anak-anak.
Kebetulan ada kardus bekas di kantor suamiku yang cukup tebal dan kokoh.
Gambar kubuat di kertas-kertas bekas sisa dari kantor yang masih putih di sebaliknya. Lalu kutempel di sisi rumah kardus bagian luar. Alat gambarnya pun hanya memakai sisa crayon dan pinsil warna punya Liza, yang tidak lebih dari 12 macam warna.
Gambar di rumah kardus ini kubuat tahun 2004, 10 tahun yang lalu. Rumah kardus ini sudah lama dibuang karena mulai rusak. Maklum anak-anak tetangga yang "sekolah sore" di rumahku suka sekali main di dalam rumah kardus ini, termasuk dipanjat atapnya, keluar masuk lewat pintu maupun jendelanya...dan tak lama pun jebol hahaha.
Untung masih sempat kufoto untuk kenang-kenangan.
Baru di tahun 2012 yang lalu aku mengenal menggambar secara digital untuk ilustrasi. Mataku seperti dibukakan lebar-lebar: bahwa ada profesi yang terhormat dari kemampuan menggambar ini. Menjadi Ilustrator. Akunya sendiri suka menggambar, dibayar, dan bisa dilakukan tanpa meninggalkan rumah dan anak-anak (walau jumpalitan gak karuan mengatur waktunya, mengatur rumah sekaligus mendidik Liza di rumah tanpa ada asisten satupun, kecuali suamiku yang sangat suportif ini).
Beginilah meja kerjaku sekarang ini:
Menggambar adalah hobiku sedari kecil. Hanya saja tidak berlanjut ke manapun karena waktu itu tak seorang pun tahu, apa sih keistimewaan dari kebisaanku menggambar itu. Dan lagi pula keadaan perekonomian kami waktu itu yang sangat mepet membuatku tak punya alat atau bahan menggambar apapun, selain pinsil dan kertas bekas pembungkus sebagai "buku gambarku".
Ada saat di mana aku tidak tahan untuk tidak menggambar, apalagi ketika jaman SMP, jaman 'memberontak' ABG. Aku memilih duduk di kursi paling belakang, dan sibuk menggambari bagian belakang dari buku tulisku, tidak menghiraukan guru di depan kelas. Untunglah semua nilaiku baik jadi tidak ada masalah.
Tapi apa boleh buat, karena tidak tahu pekerjaan apa yang bisa menghidupiku dengan kebisaan menggambar itu, aku mulai serius belajar lagi ketika SMA, sampai melanjutkan kuliah Teknik Sipil. Gambar menggambar pelan-pelan terkubur semakin dalam.
Ketika punya anak Liza, aku perlu menggambar sedikit-sedkit untuk alat bantu belajar secara visual. Ada juga menggambar agak banyakan ketika menghias rumah kardus untuk anak-anak.
Kebetulan ada kardus bekas di kantor suamiku yang cukup tebal dan kokoh.
Gambar kubuat di kertas-kertas bekas sisa dari kantor yang masih putih di sebaliknya. Lalu kutempel di sisi rumah kardus bagian luar. Alat gambarnya pun hanya memakai sisa crayon dan pinsil warna punya Liza, yang tidak lebih dari 12 macam warna.
Gambar di rumah kardus ini kubuat tahun 2004, 10 tahun yang lalu. Rumah kardus ini sudah lama dibuang karena mulai rusak. Maklum anak-anak tetangga yang "sekolah sore" di rumahku suka sekali main di dalam rumah kardus ini, termasuk dipanjat atapnya, keluar masuk lewat pintu maupun jendelanya...dan tak lama pun jebol hahaha.
Untung masih sempat kufoto untuk kenang-kenangan.
Baru di tahun 2012 yang lalu aku mengenal menggambar secara digital untuk ilustrasi. Mataku seperti dibukakan lebar-lebar: bahwa ada profesi yang terhormat dari kemampuan menggambar ini. Menjadi Ilustrator. Akunya sendiri suka menggambar, dibayar, dan bisa dilakukan tanpa meninggalkan rumah dan anak-anak (walau jumpalitan gak karuan mengatur waktunya, mengatur rumah sekaligus mendidik Liza di rumah tanpa ada asisten satupun, kecuali suamiku yang sangat suportif ini).
Beginilah meja kerjaku sekarang ini:
Aku masih jauh dari sempurna, masih harus terus belajar, sharpen my saw, terutama mengatur waktu dan menyeimbangkan kegiatan agar anak dan suami tidak terlupakan. Masih akrobatik tiap saat nih sekarang ini.
Beberapa waktu lalu ada kenalan yang telpon, basa-basi nanya sekarang kegiatanku apa selain ngurus anak.
Kujawab nyambi jadi ilustrator anak. Dia nanya apa itu ilustrator. Padahal usianya jauh lebih muda dariku, ternyata gatau apa itu ilustrator. Kemane ajee...
Katanya, mending gitu dari pada gak ngapa-ngapain di rumah.
Whaaat??? Gak ngapa-ngapain di rumah?
Padahal dia sering lihat Liza seperti apa
Padahal anak dia cuma satu, 11 tahun, tapi kalau gada pembantu bisa mengeluh panjang lebar
Padahal anaknya bukan special need
Padahal anaknya bukan Homeschooler
Padahal....
Biarpun sewot tapi waktu itu aku gak jawab, sayang waktunya, mending kembali ke meja kerjaku ^_^
Labels:
Art and Culture,
Awal Perjalanan,
Daily Life,
Renunganku
Subscribe to:
Posts (Atom)